Sabtu, 06 Juni 2015

Ikuti Kata Hati Mu, Pasti Akan Berbuah Kebaikan (Tulisan Bebas-Cerpen)

TUGAS ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI (SOFTSKILL)
TULISAN BEBAS (Cerpen)  
Nama  : Anita
NPM   : 21213091
Kelas   : 2EB26
UNIVERSITAS GUNADARMA
          Salam kenal untuk teman-teman semua, saya Anita. Untuk memenuhi tugas softskill mengenai tulisan bebas. Berikut Ini adalah kisah nyata dari pengalaman saya, selama memutuskan sesuatu hal saya tidak pernah dipaksa oleh kedua orang tua saya. kedua orang tua saya selalu mengatakan “ikuti kata hati mu, pasti akan berbuah kebaikan”.dan ternyata benar apabila kita mengikuti kata hati kita, dan melakukan sesuatu hal selalu dengan sepenuh hati serta Bukan karena terpaksa atau memaksakan dirimu, pasti kita yang menjalaninya juga akan merasa senang dan tidak akan bosan.
Cerpen ini kisah nyata karangan : Anita

Ikuti kata hati mu, pasti akan berbuah kebaikan
            Sewaktu kenaikan kelas di SMA, dari kelas X, ke kelas XI aku di hadapkan dengan 2 pilihan untuk memilih jurusan IPA atau jurusan IPS, yang nantinya akan menentukan masa depan ku. Saat pengambilan raport, aku mendapatkan kabar baik, aku mendaptkan peringkat 3 dan aku melihat hasil keputusan para guru ku yang menmpatkan aku di jurusan IPA. Aku mulai berfikir selama aku bersekolah aku menyukai hal-hal yang berkaitan mengenai ilmu pengetahuan sosial, seperti ekonomi, sejarah, sosiologi, dan geografi. Dan jujur nilai ku di mata pelajaran IPS sangat baik. Sedangkan nilai ku di mata pelajaran IPA hanya dapat dikatakan baik juga, tetapi aku lemah dalam mata pelajaran fisika, dan kimia.
            Aku pun langsung berkonsultasi dengan wali kelas ku, guru BK (Bimbingan Konseling), dan orang tua ku. Wali kelas ku mengatakan hasil belajar ku selama ini sangat baik, sedangkan guru BK memberi tahukan data siswa-siswi berdasarkan pringkat di masing-masing jurusan. Dan ternyata di jurusan IPA aku pringkat ke 8 dan masuk kedalam kelas unggulan, sedangkan di IPS aku pringkat ke 1 dan mesuk kelas unggulan juga. Disana lah aku di hadapkan oleh 2 pilihan masuk jurusan IPA atau jurusan IPS disitu aku bingung dan orang tua ku ber kata “nit tenang dulu jangan ambil keputusan tanpa berfikir matang, ikuti kata hati nit, pasti akan berbuah kebaikan. Jangan paksa diri nit”.
            Selagi aku berfikir untuk memutuskan akan tetap menerima pilihan dari wali kelas ku yaitu jurusan IPA atau pindah jurusan ke IPS mengikuti kemampuan ku. Ada seorang ibu dari orang tua siswa yang ingin anaknya pindah ke IPA, ibu dan anak itu sangat sombong menganggap bahwa jika masuk IPA adalah orang-orang yang dipandang pintar. Padahal menurut ku jurusan IPA atau IPS kedua-duanya sama-sama baik, dan saling melengkapi, tergantung bagaimana seseorang menjalani jurusan yang mereka pilih. Jika mereka menjalaninya sesuai dengan kemampuan, dan sepenuh hati pasti akan terasa menyenangkan dan menghasilkan kebaikan.
            Akhirnya aku memilih jurusan IPS, pada saat aku sedang membuat surat perjanjian pindah jurusan, ibu dari orang tua siswa yang sombong itu berkata “loh kok udah masuk IPA malah pindah ke IPS? Sayang banget (berkata kasar b0d0h) banget”. Aku dan ibu ku mendengarnya tapi aku dan ibu ku tidak membalas perkataan orang tersebut. Aku percaya akan lebih baik aku memilih jurusan IPS karena sesuai dengan kesukaan dan kemampuan ku J
            Setehun berjalan, aku pun naik ke kelas XII. Selama di kelas XI aku bersyukur kepada tuhan, karena aku mendapatkan pringkat 1 terus, dan sangat bersyukur aku mendapat kesempatan ikut olimpiade ekonomi tingkat provinsi, dan aku sangat bahagia dan bersyukur kepada tuhan, saat aku kenaikan ke kelas XII aku mendapatkan juara umum dari seluruh siswa-siswi jurusan IPS.
            Dan saat itu aku bertemu dengan siswa dan orang tua siswa yang sombong itu, aku pikir mereka mau mengatakan apa, ternyata mereka memberi ku ucapan selamat, dan minta maaf atas mereka katakan yang lalu. Aku pun berterimakasih, dan memaafkan mereka. Saat itu aku melihat mereka membawa surat pindah sekolah, dan surat pindah jurusan, dan orang tua siswa itu pun meneritakan bahwa anaknya kurang memahami mata pelajaran jurusan yang mereka paksakan, demi dipandang oleh orang lain. Akhirnya aku dapat membuktikan kepada mereka bahwa yang aku pilih berdasarkan kata hatiku, tidak salah. Dan aku bersyukur kepada tuhan aku bisa membuat orang tua ku bangga dan bahagia karena aku menjalaninya dengan sepenuh hati dan hasil nya berbuah kebaikan.
Aku sangat bahagia menjalani segala sesuatu hal yang aku sukai, dan menjalankannya berdasarkan kata hati ku, sesuai kemampuan serta menjalaninya dengan sepenuh hati J bukan karena memaksa dan membohongi diri sendiri.

Sekian cerita pengalaman ku, semoga dapat memberikan motivasi agar teman-teman semua dapat mengikuti kata hati teman-teman, dan tidak memaksa dan membohongi diri sendiri. Sehingga menghasilkan kebaikan J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar