Selasa, 13 Oktober 2015

Karangan Ilmiah Dan Non Ilmiah, Serta Metode Ilmiah

TUGAS BAHASA INDONESIA 2 (SOFTSKILL)
TULISAN KE-2
KARANGAN ILMIAH DAN NONILMIAH, METODE ILMIAH


Disusun Oleh :
Nama             : Anita
NPM               : 21213091
Kelas             : 3EB26
Jurusan         : Akuntansi
Matakuliah    : Bahasa Indonesia 2 # (softskill)

UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

KARANGAN ILMIAH DAN NONILMIAH (BAB 4)

Pengertian Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengukapkan pikiran dan perasaan pengarang dalm satu kesatuan tema yang utuh. Atau rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

Karangan Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodiologi dan penulisan yang benar.

Berdasarkan tujuannnya, jenis karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:

Ø  Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

Ø  Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

Ø  Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.

Ø  Karangan argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

Ø  Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

Macam, Sifat dan Bentuk Karangan

Macam – macam Karangan Ilmiah
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :

a.    Laporan penelitian : Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dan seterusnya.

b.      Skripsi :  Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).

c.     Tesis : Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.

d.      Disertasi : Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.

e.      Surat pembaca : Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.

f.        Laporan kasus : Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

Sifat Karangan

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

1.       Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.

2.       Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

3.     Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1.  Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi;

2. Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative;

3.   Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Bentuk Karangan

a.      Karangan ilmiah
Karangan Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodiologi dan penulisan yang benar.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Tujuan karya ilmiah, antara lain :
Ø  Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

Ø  Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

Ø  Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

Ø  Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

Ø  Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
·         Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·         Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·         Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·         Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·         Memperoleh kepuasan intelektual;
·         Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
·         Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

b.      Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
–             Dongeng
–             Cerpen
–             Novel
–             Drama
–             Roman

c.       Karangan Ilmiah Populer atau Karangan Semi Ilmiah
Karangan Ilmiah Populer atau karangan semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur Sajian : Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

b. Komponen dan Substansi : Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap Penulis : Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua

d. Penggunaan Bahasa : Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah, antara lain:
1.     Kejelasan : Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.

2.     Kelogisan : Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.

3.     Kelugasan : Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.

4.     Keobjektifan : Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.

5.  Keseksamaan : Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.

6.   Kesistematisan : Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.

7.      Ketuntasan : Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya.

Ciri-ciri Karangan Nonilmiah

Karangan non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
•             Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
•             Fakta yang disimpulkan subyektif.
•             Gaya bahasa konotatif dan populer.
•             Tidak memuat hipotesis.
•             Penyajian dibarengi dengan sejarah.
•             Bersifat imajinatif.
•             Situasi didramatisir.
•             Bersifat persuasif.
•             Tanpa dukungan bukti.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer  

Karangan Ilmiah Populer atau Semi Ilmiah adalah karangan ilmiah pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodiologi penulisan yang benar. Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
•             Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
•             Fakta yang disimpulkan subjektif;
•             Gaya bahasa formal dan popular;
•             Mementingkan diri penulis;
•             Melebih-lebihkan sesuatu;
•             Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

METODE ILMIAH (BAB 5)

Pengertian Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Dengan kata lain, metode ilmiah adalah garis-garis pemikiran yang bersifat konseptual (memiliki gagasan orisinil), dan prosedural (memulai dengan observasi dan mengakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan umun)

Tujuan pembelajaran metode penulisan ilmiah

Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Maka dalam penulisan ilmiah kita tidak bisa asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah :
1.       Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis;
2.       Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis;
3.       Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah.

Sikap Ilmiah

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah”.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :

1.    Rasa Ingin Tahu : Rasa ingin tahu merupakan awal atau dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatka sesuatu yang baru.

2.   Jujur : Dalam melakukan penelitian, seorangsainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.

3.   Tekun : Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.

4.     Teliti : Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.

5.  Objektif : Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.

6.    Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar : Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
Selain sikap ilmiah yang telah disebutkan diatas, sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti atau penulis karangan ilmiah adalah : kritis terhadap sesuatu hal, dan sikap menjangkau ke depan.

Langkah-langkah penulisan ilmiah
Langkah-langkah pelaksanaan penulisan  karangan ilmiah, yaitu :

1.   Timbangan pustaka (menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain untuk dibahas dan disimpulkan);
2.       Menentukan masalah;
3.       Memecahkan masalah;
4.       Membentuk hipotesis (ide, pendapat atau dugaan sementara);
5.       Menguji hipotesis yang diajukan dengan melakukan eksperimen (percobaan);
6.       Menyimpulkan hasil eksperimen, Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
·         Jangan ubah hipotesis;
·         Jangan abaikan hasil eksperimen;
·         Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai;
·     Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian;
·         Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang e/ksperimen.
7.       Menerbitkan hasil penelitian.

Kegunaan metode ilmiah
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
1.       Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan;
2.       Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif;
3.       Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.

Kriteria metode ilmiah

1.     Berdasarkan Fakta : Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

2.      Bebas dari Prasangka : Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.

3.   Menggunakan Prinsip Analisa : Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4.   Menggunakan Hipotesa : Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5.   Menggunakan Ukuran Obyektif : Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran.

6.   Menggunakan Teknik Kuantifikasi : Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

Sumber :
Print Out Materi Bahasa Indonesia 1 (Bu Rini Astuti S.I.KOM), mengenai Karangan, Karangan ilmiah, Karangan Ilmiah Populer, dan Non Ilmiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar