TUGAS
BAHASA INDONESIA 2 (SOFTSKILL)
TULISAN
KE-2
KARANGAN ILMIAH DAN NONILMIAH, METODE ILMIAH
Disusun
Oleh :
Nama
: Anita
NPM : 21213091
Kelas : 3EB26
Jurusan
: Akuntansi
Matakuliah : Bahasa Indonesia 2 # (softskill)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KARANGAN ILMIAH DAN NONILMIAH (BAB 4)
Pengertian Karangan
Karangan adalah bentuk
tulisan yang mengukapkan pikiran dan perasaan pengarang dalm satu kesatuan tema
yang utuh. Atau rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam
bentuk tulisan yang teratur.
Karangan Ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut
metodiologi dan penulisan yang benar.
Berdasarkan tujuannnya, jenis
karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:
Ø Karangan
narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang
diceritakan itu.
Ø Karangan
deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek
dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang
digambarkan itu.
Ø Karangan
eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah
pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan
data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.
Ø Karangan
argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian
memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Ø Karangan
persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.
Macam, Sifat dan Bentuk Karangan
Macam – macam Karangan Ilmiah
Ada berbagai macam karangan
ilmiah, berikut diantaranya :
a. Laporan
penelitian : Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan
penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi
arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dan seterusnya.
b. Skripsi
: Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana strata satu (Si).
c. Tesis
: Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu
Master.
d. Disertasi
: Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
e. Surat
pembaca : Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan
ilmiah.
f.
Laporan kasus : Tulisan mengenai kasus-kasus
yang ada yang dilandasi dengan teori.
Sifat Karangan
Istilah karya ilmiah dan
nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah
maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat
dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3. Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah
yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi
bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu
terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik
karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong
dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai,
resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif
: merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi;
2. Persuasif
: merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative;
3. Deskriptif
: merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan Jika
kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Bentuk Karangan
a. Karangan
ilmiah
Karangan Ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut
metodiologi dan penulisan yang benar.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Tujuan karya ilmiah, antara lain :
Ø Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Ø Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Ø Karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
Ø Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
Ø Melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
·
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca
yang efektif;
·
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber;
·
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara
jelas dan sistematis;
·
Memperoleh kepuasan intelektual;
·
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
·
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk
penelitian selanjutnya
b. Karangan
Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah
karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Jenis-jenis yang termasuk karya
non-ilmiah, yaitu:
– Dongeng
– Cerpen
– Novel
– Drama
– Roman
c. Karangan
Ilmiah Populer atau Karangan Semi Ilmiah
Karangan Ilmiah Populer atau
karangan semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta
dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal,
kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek
yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur Sajian : Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup.
b. Komponen dan Substansi : Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis : Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah
objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan
banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua
d. Penggunaan Bahasa : Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat
yang efektif dengan struktur yang baku.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah, antara lain:
1. Kejelasan
: Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya
tepat dan jernih.
2. Kelogisan
: Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan
: Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan
: Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan
: Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan
betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan
: Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan
kesinambungan.
7. Ketuntasan
: Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya.
Ciri-ciri Karangan Nonilmiah
Karangan non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
• Ditulis
berdasarkan fakta pribadi.
• Fakta
yang disimpulkan subyektif.
• Gaya
bahasa konotatif dan populer.
• Tidak
memuat hipotesis.
• Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
• Bersifat
imajinatif.
• Situasi
didramatisir.
• Bersifat
persuasif.
• Tanpa
dukungan bukti.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer
Karangan Ilmiah Populer atau
Semi Ilmiah adalah karangan ilmiah pengetahuan yang menyajikan fakta
pribadi dan ditulis menurut metodiologi penulisan yang benar. Jenis karangan semi
ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku.
Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik
objektif terhadap sebuah buku.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah
atau ilmiah popular, yaitu :
• Ditulis
berdasarkan fakta pribadi;
• Fakta
yang disimpulkan subjektif;
• Gaya
bahasa formal dan popular;
• Mementingkan
diri penulis;
• Melebih-lebihkan
sesuatu;
• Usulan-usulan
bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
METODE ILMIAH (BAB 5)
Pengertian Metode Ilmiah
Metode merupakan prosedur
atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan
masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu
keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah
suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project)
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Dengan kata lain, metode
ilmiah adalah garis-garis pemikiran yang bersifat konseptual (memiliki
gagasan orisinil), dan prosedural (memulai dengan observasi dan mengakhiri
dengan pertanyaan-pertanyaan umun)
Tujuan pembelajaran metode
penulisan ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk
harapan untuk dimasa yang akan datang. Maka dalam penulisan ilmiah kita tidak bisa asal tulis atau tidak
mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita
harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh
si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode
ilmiah :
1. Meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis;
2. Meningkatkan
keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis;
3. Meningkatkan
pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah.
Sikap Ilmiah
Menurut Baharuddin (1982:34)
mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan
oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan.
Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah”.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan
oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1. Rasa
Ingin Tahu : Rasa ingin tahu merupakan awal atau dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatka sesuatu yang baru.
2. Jujur
: Dalam melakukan penelitian, seorangsainstis harus bersikap jujur, artinya
selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta
tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
: Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap
suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat.
Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
: Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang
teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga
menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
: Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus
berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka
artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka
Menerima Pendapat Yang Benar : Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling
hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
Selain sikap ilmiah yang telah
disebutkan diatas, sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti atau
penulis karangan ilmiah adalah : kritis terhadap sesuatu hal, dan sikap
menjangkau ke depan.
Langkah-langkah penulisan ilmiah
Langkah-langkah pelaksanaan penulisan karangan ilmiah, yaitu :
1. Timbangan
pustaka (menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain
untuk dibahas dan disimpulkan);
2. Menentukan
masalah;
3. Memecahkan
masalah;
4. Membentuk
hipotesis (ide, pendapat atau dugaan sementara);
5. Menguji
hipotesis yang diajukan dengan melakukan eksperimen (percobaan);
6. Menyimpulkan
hasil eksperimen, Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
·
Jangan ubah hipotesis;
·
Jangan abaikan hasil eksperimen;
·
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak
sesuai;
· Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan
selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian;
·
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi
atau susun ulang e/ksperimen.
7. Menerbitkan
hasil penelitian.
Kegunaan metode ilmiah
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia
antara lain :
1.
Membantu memecahkan permasalahan dengan
penalaran dan pembuktian yang memuaskan;
2.
Menguji hasil penelitian orang lain sehingga
diperoleh kebenaran yang objektif;
3.
Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam
yang sebelumnya masih teka teki.
Kriteria metode ilmiah
1. Berdasarkan Fakta :
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.
Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira,
legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka : Metode ilmiah
harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang
lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu
penelitian, misalnya menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian dengan hipotesis,
maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun
katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.
3. Menggunakan Prinsip Analisa : Dalam
memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan
prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya
dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan
sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian
harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa : Dalam metode
ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan
analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh
akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif : Seorang
peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi : Dalam
memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
Sumber :
Print Out Materi Bahasa Indonesia
1 (Bu Rini Astuti S.I.KOM), mengenai Karangan, Karangan ilmiah, Karangan Ilmiah
Populer, dan Non Ilmiah.